Selasa, 08 November 2016

PUISI GUGUR KARYA WS-RENDRA


Gugur-WS Rendra


Ia merangkak
Di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
Pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya

Ia merangkak
Diatas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
Luka-luka dibadannya

Bagai harimau tua
Susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
Menatap musuh pergi dari kotanya

Sesudah pertempuran yang gemilang itu
Lima pemuda mengangkatnya
Ia menolak
Dantetap merangkak
Menuju kota kesayangannya

Ia merangkak
Diatas bumi yang dicintainya
Belum lagi selusin tindak
Mautpun menghadangnya
Ketika anaknya memegang tangannya
Ia berkata:
“yang berasaldari tanah
Akan kembali reabah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
Tanah ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Karena kita punya bumi kecintaan
Bumin yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah
Bumi kita adalah  Kehormatan
Bumi kita adalah Juwa dari jiwa
Ia adalah bumi waris yang sekarang
Ia adalah bumi waris yang akan darang”
Hari pun brangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Karena api menya di kota ambarawa

Orang tua itu kembali berkata:
“Lihatlah,hari telah fajar!
Wahai bumi yang indah kita,
Akan berpelukan buat selama-lamanya!
Nanti sekali waktu
Seorang cucuku
Akan menancapkan bajak
Di bumi tempatku berkubur
Kemudian akn ditanamnya benih
Dan tumbuh dengan subur

Maka ia pun berkata:
Alangkah gemburnya tanah di sini!”

Hari pun lengkap malam
Ketika menutup matanya






Tidak ada komentar:

Posting Komentar